Archive | March 31, 2021

Saat ZA Menghindari Masjid Al Ikhlas Hingga Tersesat Dan Menembaki Ke Pos Jaga Depan Mabes Polri

Masjid Al Ikhlas didalam Komplek Mabes Polri

Oleh : MEGA SIMARMATA

Kemarin, Rabu 31 Maret, semua sedang bekerja di Mabes Polri.
Termasuk Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.


Tapi sekonyong konyongnya Mabes Polri gempar.
Seorang wanita tak dikenal masuk ke dalam Komplek Mabes Polri membawa senjata api (senpi).


Ia masuk dari Pos Jaga belakang Mabes Polri.


Dan ketika ditanya oleh petugas jaga, ia hendak menemui siapa?


ZA menjawab hendak ke Kantor Pos.


Di Mabes Polri, memang ada Kantor Pos ukuran kecil yang letaknya hanya 25 meter dari Masjid Al Ikhlas yang terletak didalam Komplek Mabes Polri.

Terduga Teroris ZA


ZA berjalan kaki hendak menuju Kantor Pos itu.

Untuk bisa mencapai Kantor Pos itu, ZA memang harus berjalan kaki dan belok kiri setelah ia melintasi Gedung TIK Polri.

Setelah belok kiri, ZA harus melewati Masjid Al Ikhlas yang ukurannya lumayan besar, megah dan bagus.


Tapi ZA membatalkan niatnya mendatangi Kantor Pos setelah ia tahu bahwa ia harus melewati Masjid Al Ikhlas.


Sehingga akhirnya ia mengubah arah jalannya. Yang harusnya belok kiri, ZA memutuskan untuk berjalan lurus saja ke depan sampai mentok ke arah gerbang depan Mabes Polri.


Bisa jadi ia ingin keluar untuk pulang.


Tapi tidak seorangpun diperbolehkan keluar masuk dari gerbang depan Mabes Polri karena dikhususkan untuk Kapolri, Wakapolri dan tamu tamu penting Polri.

Akhirnya ZA terlihat mondar mandir, hilir mudik, celingak celinguk di Pos Jaga Depan.

ZA juga menembaki petugas pos jaga sampai 6 kali berturut turut.

Namun akhirnya Pasukan Gegana yang bersiaga di semua sudut Mabes Polri, dalam hitungan menit datang ke arah Pos Jaga depan tempat ZA menembaki petugas Pos Jaga.

Serangannya dilumpuhkan.

ZA tewas di tempat.

Kedua orangtua ZA tiba di RS Polri Kramat Jati, Rabu malam 31 Maret 2021


Disaat yang bersamaan, di kediamannya, Ayah ZA menjadi sangat risau kenapa putrinya meninggalkan surat wasiat yang isinya kira kira sama dengan surat wasiat teroris yang meledakkan Gereja di Katedral Makassar yang ramai diberitakan media.

Kerisauan sang ayah terjawab saat ia mendengar kabar bahwa putrinya tewas akibat melakukan penembakan di Mabes Polri.

Ayah dan Ibu ZA, tiba di ruang instalasi forensik RS Polri Kramat Jati sekitar pukul 19.40 WIB untuk melihat jenazah putri mereka.

Inilah kisah tentang ZA, yang terkejut dan langsung balik badan dan menghindari Masjid Al Iklhas didalam Mabes Polri.

Ia memutuskan tak jadi melakukan aksi koboinya di areal Kantor Pos Mabes Polri, hanya karena ia tahu bahwa ternyata di dalam Mabes Polri ada sebuah Masjid berdiri dengan megah.

ZA jadi tersesat arah dan menjadi linglung menapaki jalan di Mabes Polri. 

Kedua tungkai kakinya membawa ZA ke pos jaga depan yang jarak berjarak 10 meter dengan jalan raya.

Wanita ini menghembuskan nafas terakhirnya dengan sangat tragis di samping Pos Jaga Depan Mabes Polri. (****)

MS

Kapolri Tawarkan Anak Lelaki Satpam Katedral Makassar Jadi Polisi

 

 

 

Oleh: MEGA SIMARMATA

 

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menawarkan kepada anak laki-laki dari Kosmas, petugas satpam penghadang bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, untuk menjadi polisi. 


Hal ini sebagai bentuk apresiasi terhadap aksi Kosmas menghadang pasutri bomber bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.


“Iya (anak laki-laki Kosmas ditawari Kapolri menjadi polisi). Itu sebagai apresiasi Kapolri terhadap keberanian Pak Kosmas,” ujar Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam kepada wartawan di Makassar, Rabu (31/3/2021).


Merdisyam mengatakan semua pihak mengapresiasi Kosmas, termasuk dirinya. 


Dia menyebut keberanian Kosmas memberi dampak yang sangat signifikan karena bisa meminimalkan jumlah korban.


“Kalau saja tidak ada orang seperti Pak Kosmas itu ceritanya akan berbeda,” kata Merdy.


Oleh karena itu, Merdisyam meminta semua pihak belajar dari keberanian Kosmas. 


Dia menyebut keamanan memang bukan hanya menjadi tugas polisi semata. 


Masyarakat juga harus mengambil peran sebagai tanggung jawab bersama.


“Upaya yang dilakukan pihak keamanan Gereja Katedral dan tempat-tempat lainnya itu sebenarnya sudah sangat baik karena ada petugas gereja itu yang siap siaga yang mengantisipasi,” jelas Merdisyam.


“Sehingga seperti kemarin dengan keberaniannya dengan ketelitiannya bisa menahan si pelaku ini masuk dan kita bisa bayangkan kalau pihak gereja tidak menyiapkan keamanan internal seperti itu,” sambung Merdisyam.


Sementara itu, pihak keluarga turut membenarkan anak laki-laki Kosmas ditawari menjadi polisi. 


Anak laki-laki Kosmas tersebut diketahui bernama Frengki.
“(Nama anak Kosmas) Frengki, mahasiswa itu di UKIP (Universitas Kristen Indonesia Paulus) Makassar,” kata Jon (48) selaku adik kandung Kosmas.


Seperti diketahui, aksi Kosmas yang berani menghadang pasangan suami istri (pasutri) pelaku bom bunuh diri untuk masuk ke dalam Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3), menuai banyak pujian. 


Pasalnya, korban akibat bom bunuh diri tersebut bisa saja memakan korban jiwa selain pelaku.


Kapolri Listyo sendiri pun memang telah menyampaikan rasa terima kasih kepada Kosmas (51), sekuriti penghadang pelaku bom bunuh diri masuk ke Gereja Katedral Makassar. 


Kosmas saat itu harus menderita luka bakar imbas serpihan bom bunuh diri. (****)

 

 

 

MS


%d bloggers like this: