Balada Novel Baswedan Mengingatkan Lagu Lawas, “Kalau Bulan Bisa Ngomong”

 

 

Oleh: MEGA SIMARMATA

 

 

Jakarta, Kamis 9 Desember 2021 (Kattakami) —- Setahun yang lalu, tepat pada tanggal 16 Desember 2020, Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis melantik Irjen Polisi Listyo Sigit Prabowo menjadi Kabareskrim yang baru.

Sebelas hari kemudian yaitu tanggal 27 Desember 2020, Kapolri Idham Azis memerintahkan Kabareskrim Listyo Sigit Prabowo untuk mengumumkan bahwa Polri telah menangkap dua pelaku penyiram air keras ke penyidik senior KPK, Novel Baswedan. Pelaku merupakan polisi aktif.

“Pelaku dua orang RM dan RB, anggota Polri aktif,” kata Komjen Listyo saat jumpa pers di Polda Metro, Jumat (27/12/2020).

Komjen Listyo juga mengatakan saat itu bahwa Polisi masih terus melalukan pemeriksaan untuk mengetahui motif pelaku. Eks Kadiv Propam Polri ini memaklumi ekspektasi masyarakat, namun ia berharap masyarakat sabar karena polisi masih bekerja.

“Terkait motif sampai saat ini kita terus dalami. Apakah ini dilakukan sendiri atau ada yang menyuruh, ini masih didalami. Karena semua ini harus dibuktikan dengan fakta, keterangan yang kita dapat. Yang jelas kami bekerja secara cermat tentunya kita transparan kalau faktanya ada perkembangan mengarah ke tersangka lain kita tak ada masalah. Tapi kan semuanya kan harus ada kesesuaian, pembuktian, ada pengecekan keterangan dengan fakta yang didapati,” ucap Listyo setahun yang lalu.

Memasuki tahun 2021, tanpa ada satupun masyarakat yang tahu, Kapolri Idham Azis dan jajarannya bertubi tubi mendapat serangan balasan.

Dari kasus kecil, kasus besar sampai kasus yang boleh dibilang patut dapat diduga cuma mengarang bebas saja demi supaya bisa melakukan pembunuhan karakter terhadap Polri.

Dan serangan terus berlanjut, tanpa henti, hingga detik ini.

Terlebih saat Kapolri Listyo Sigit Prabowo malah memutuskan untuk merekrut Novel Baswedan dan rekan rekannya yang diberhentikan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Polri dijungkir-balikkan seperti barang tak berharga yang seolah mesti dibuang ke tong sampah.

Polri diobrak abrik seakan-akan institusi ini isinya tok hanya bandit, preman dan semua manusia manusia kotor.

Tapi Kapolri Listyo tetap teguh pada pendiriannya bahwa eks penyidik-penyidik senior KPK sangat bagus rekam jejaknya sehingga pantas untuk diajak bergabung ke institusi Polri.

Dan hari ini, Kamis 9 Desember 2021, Polri akan melantik 44 eks Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bakal dilantik sebagai ASN Polri.

Pelantikan Novel Baswedan dan 43 orang lainnya sebagai ASN bertepatan dengan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) yang jatuh tiap tanggal 9 Desember.

“Benar, sekitar pukul 09.00 WIB,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono kepada wartawan, Rabu (8/12/2021).

Rusdi mengatakan pelantikan akan dilakukan di Gedung Rupatama Mabes Polri.

Entah apalagi ke depan, yang patut dapat diduga akan terus dilakukan oleh pihak yang memang powerful tetapi parno tingkat dewa bila berkaitan dengan NB.

Degradasi moral dan pembunuhan karakter yang begitu jor jor an tak henti hentinya dilakukan terhadap Polri setahun ini.

Menutup tulisan ini, selamat untuk Novel dan semua ASN baru Polri alumni KPK.

Teruskanlah pengabdian memberantas korupsi.

Seperti misalnya dulu, Novel pernah menangani kasus rekening gendut.

Salah satu faktor yang membuat Novel bersedia menjadi ASN Polri, ia pasti sangat percaya pada itikat baik Kapolri.

Balada tentang Novel Baswedan ini mengingatkan pada bait pertama sebuah lagu lawas yang judulnya, “Kalau Bulan Bisa Ngomong”.

Kalau bulan bisa ngomong (oh yeah?)
Dia jujur tak akan bohong
Seperti anjing melolong
Tiap hari ‘ku teriakkan
Namamu, ya namamu

 

 

 

(****)

 

 

 

MS

Comments are closed.

%d bloggers like this: