Oleh : Mega Simarmata
Jakarta, Jakarta 25 Januari 2024 — Mantan Gubernur South Carolina Nikki Haley Alias Nimrata Randhawa kalah telak pada pemilihan primary Partai Republik (GOP) di negara bagian New Hampshire.
Pemilihan Primary merupakan jalan tol yang wajib dilalui dan dimenangkan bagi siapa saja bakal capres dari Partai Repulik.
Dengan majunya Mantan Presiden Amerika Donald Trump untuk nyapres lagi, maka sulit bagi politisi lain dalam internal Partai Republik untuk bisa menangkan tiket nomonasi.
Donald Trump terlalu mengajar dan memiliki massa pendukung yang sangat mengerikan banyak jumlahnya.
Nikki Haley, perempuan berdarah India ini, mencoba peruntungannya untuk bisa memenangkan tiket monimasi pencapresan di Partai Republik.
Ia ikuti semua debat capres bagi para kandidat capres Partai Republik. Hingga akhirnya perempuan ini lolos masuk ke 3 besar bakal capres Partai Republik yaitu bersaing ketat dengan Donald Trump dan Ron de Santis.
Tetapi menjelang Pemilihan Primary di New Hamsphore hari Rabu 24 Januari 2024 kemarin, Ron de Santis yang merupakan Gubernur Florida, menyatakan mundur dari pencapresannya.
Sehingga tersisa hanya 2 nama untuk maju sebagai bakal capres Partai Republik yaitu Donald Trump dan Nimrata Randhawa alias Nikki Haley.
Perempuan ini sudah didedak membatalkan pencapresannya oleh semua anggota Partai Republik, baik yang duduk di Senat ataupun yang duduk di House Representative Amerika.
Tapi Nimrata Randhawa Alias Nikki Haley keukeh.
Dan sesuai dugaan semua orang, mustahil bagi perempuan yang ketahuan berselingkuh ini bisa mengalahkan Donald Trump.
Tapi, satu catatan menarik dari Pemilihan Primary di New Hampshire kemarin.
Semua pemilih Nikki Haley bukan berasal dari pendaftar asal Partai Republik !
Wow. Borok politik ini sangat memalukan.
Perempuan ini berpura-pura mengikuti aturan Partai Republik untuk pura pura mau maju sebagai capres dari Partai Republik.
Tapj kebohongannya terbongkar saat pencoblosan dilaksanakan.
Tujuhpuluh persen dari pemilihnya bukanlah pemilih yang terdaftar sebagai warga Partai Republik.
Suara yang diraih Nimrata Randhawa sebesar 138.638 orang, 70 persennya adalah suara siluman bulan pemilih yang terdaftar resmi sebagai pemilih Partai Republik.
Diduga, perempuan ini dibantu oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang ngotot kesetanan menjadikan Nikki Haley yang harus jadi Presiden Amerika.
Bibi, panggilan Benjamin Netanyahu, lupa bahwa ia sudah hampir mendekati penyandang predikat Penjahat Perang seiring dengan sedang disidangkannya gugatan dari Negara Afrika Selatan bahwa Israel melakukan Kejahatan Perang warga rakyat Palestina di Jalur Gaza.
Bibi, si Penjahat Perang ini lupa, bahwa ia pun sedang terus disidang di Pengadilan Distrik Yerusalem, untuk 3 kasus korupsinya.
Kemudian, satu hal lagi yang dapat melengserkan Netanyahu adalah Mahkakah Agung Israel telah membatalkan RUU Reformasi Hukum yang dibuat rezim Netanyahu pada tahun 2023 untuk memangkas kewenangan Mahkamah Agung dan Kejaksaan Agung di Israel menyatakan bahwa seorang Perdana Menteri tidak fit alias tidak layak jadi Perdana Menteri.
Singkat kata, Nikki Haley yang mimpi dan berhalusinasi jadi Presiden Amerika, nekat menjadikan Netanyabu sebagai beking utamanya.
Barangkali perempuan ini berpikir, bila Netanyahu menjadi bekingnya, maka Penjahat Perang ini bisa dikadali agar dari mulut Netanyahu keluar perintah kepada Dinas Rahasia Mossad untuk memenangkan Nimrata Randhawa si Pemimpi yang ngawur.
Jika Nimrata Randhawa ngefans pada Hillary Clinton, maka satu hal yang patut diteladani dari Hillary Clinton adalah kebesaran hari dan sikap kenegarawannya.
Saat kalah dari Donald Trump, Hillary Clinton sempat tak mau mengucapkan selamat dan tak sudi menyatakan dirinya memang kalah.
Tapi itu hanya berlangsung selama 3 jam.
Setelah menangis dan curhat kepada sahabatnya selama 3 jam pasca kekalahan tadi, Hillary Clinton menelepon Donald Trump dan mengucapkan selamat.
Pada hari dimana Donald Trump di inagurasi sebagai Presiden Amerika ke 45 tanggal 20 Januari 2017, Hillary Clinton hadir didampingi sang suami tercinta Bill Clinton.
Benjamin Netanyahu bukan superman dan bukan penguasa jagad raya.
Netanyahu adalah Penjahat Perang yang sedang disidang juga di negaranya dalam 3 kasus korupsi.
Pemerintahan Netanyahu pun sedang di sidang di Pengadilan Internasional atas tuduhan Kejahatan Perang, dimana sampai saat ini hampir 30 ribu orang rakyat Palestina di Jalur Gaza mati dibunuh.
Lalu, orang semacam ini yang mau diperakat untuk Neng Geulis Nimrata Randhawa untuk bisa jadi POTUS.
Yang benar ajalah … !
Mundurlah Nikki, batalkan pencapresanmu, dan berikan dukungan pada Donald Trump.
Paling tidak itulah bentuk penghargaanmu pernah diberi jabatan sebagai Duta Besar Amerika untuk PBB.
Kalau bukan karena Donald Trump, harga dirimu hanya mentok sampai Mantan Gubernur South Carolina, yang didesas-desuskan pernah berselingkuh.
Buka mata lebar lebar. Jika fakta di lapangan menyatakan bahwa anda kalah, terima kekalahan itu.
Bukan pamer gigimu yang panjang panjang di atas panggung seolah tersenyum manis penuh percaya diri akan bisa jadi POTUS.
Kasihan dirimu, Nimratha Randhawa.
Dan suruh juga Bibi mengasihani dirinya yang ngotot berkuasa di saat penjara sudah di depan mata atas kesalahan melakukan korupsi.
MS